by: Sam Walter Foss
Kita bearada di dunia ini guna membantu satu sama lain di sepanjang perjalanan kehidupan. Apakah pintu hati kita seperti rumah sederhana di pinggir jalan yang siap menyambut dengan tangan terbuka setiap musafir yang lelah dan letih?
Ada jiwa petapa yang hidup terpencil
Dalam kedamaian kepuasan diri mereka;
Ada jiwa, seperti bintang, yang jauh mengucil,
Dalam cakrawala tanpa teman alam semesta;
Ada jiwa pelopor yang membuka jalan
Yang tak pernah dilewati jalan raya;
Tetapi biarkan aku tinggal di sisi jalan
Dan menjadi teman bagi manusia
Biarkan aku bermukim di rumah di tepi jalan,
Di mana umat manusia berlalu lalang -
Orang yang baik dan orang yang jahat perbuatan,
Sebaik dan seburuk aku seorang.
Aku tidak akan duduk di kursi sang pencibir,
Atau melemparkan larangan yang nyinyir;
Biarkan aku tinggal di rumah di sisi jalan
Dan bagi setiap orang menjadi teman.
Aku melihat dari rumahku di sisi jalan,
Di sisi jalan raya kehidupan,
Orang yang berkutat dengan semangat pengharapan,
Orang yang letih lesu dengan perjuangan.
Tetapi aku tidak berpaling dari senyum dan air mata mereka-
Yang merupakan bagian tiada akhir suatu rencana;
Biarkan aku hidup di rumahku di tepi jalan
Dan bagi setiap orang menjadi teman
Biarkan aku bermukim di rumahku di tepi jalan
Di mana umat manusia berlalu lalang-
Mereka lemah, mereka baik, mereka jalang,
Mereka memiliki kekuatan,
Arif, bodoh - begitupun aku
Lalu mengapa aku harus mencibir di bangku itu
Atau melemparkan larangan sinis mengharu biru? -
Biarkan aku tinggal di rumahku di sisi jalan
Dan bagi setiap orang menjadi teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar