Translate

Kamis, 21 Februari 2013

Saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik

Kisah ini mungkin saja terjadi dalam hidup anda..

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari
demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung
mereka menghadap ke langit.
Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di
sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari
laci ayahku.
Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok,
dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu
takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi
Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya! “
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah
begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau
kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi,
“Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi
yang akan kamu lakukan di masa
mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya
penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di
pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai
menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya
dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah
terjadi.” Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup
keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat,tapi insiden
tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan
lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8
tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk
masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima
untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok
di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi
bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan
hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air
matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya?
Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata,
“Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi,telah cukup membaca
banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan
memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu
keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan
saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu
kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam
uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku
yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan
sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang
kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi
meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku
meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit
kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan
meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke
universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.
Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku
hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi,
aku akhirnya sampai ke tahun ketiga
(di universitas) . Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika
teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun
menunggumu di luar sana!”
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar,
dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu
semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada
teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat
bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu
saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu? ” Aku merasa
terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari
adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak
perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah
adikku bagaimana pun penampilanmu. ..”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu.
Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya.
Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.”
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis.
Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana.
Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.
“Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk
membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah
adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu
melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela
baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku.
Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya.
“Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya.
“Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi
konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu
tidak menghentikanku bekerja dan…”
Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku
mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi
mereka tidak pernah mau.
Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu
harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak,
jagalah mertuamu saja.
Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku
mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan.
Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah
kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.
Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya,
saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer?
Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius.
Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya.
“Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak
berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti
itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?”
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang
sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun
itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani
dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu
bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa
bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan
tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada
dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua
jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.
Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku.
Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.
Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang
begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu,
saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan
baik kepadanya.”
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.”
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan
perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
Semoga Bermanfaat,

Yang tidak bisa diucapkan AYAH...............

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Bundanya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena Bunda lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Bunda untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Bunda-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Bunda tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.. Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Bunda bilang : "Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya"
Bunda takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Bunda menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Bunda yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja.... Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak
boleh!".

Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu... Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Bunda....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')

Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...dan setelah perasaan khawatir itu berlarut- larut... ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang? "Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah"

Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...

Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah

Ketika kamu menjadi gadis dewasa.... dan kamu harus pergi kuliah dikota lain... Ayah harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?

Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Bunda dan memelukmu erat-erat.

Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.

Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"

Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.

Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Ayah tahu.....

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya.... Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan
bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah
pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa.... Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik.... Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih.... Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....

Ayah telah menyelesaikan tugasnya....



Ayah kita... Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat... Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

Banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah kita... tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya ;)

Yes I love you so much, Father ..

DEMIKIAN DENGAN BAPA YANG DI SURGA SELALU MEMPERHATIKAN KITA DAN MENJAGA KITA ...... Mzm 23

Surat “Hati” seorang anak sekolah dari pedalaman Untuk Tuan Presiden, Gubernur, Bupati





Surat “Hati” seorang anak sekolah dari pedalaman
Untuk Tuan Presiden, Gubernur, Bupati
CQ Pemerhati Pendidikan
Di Tempat

Tuan-tuan yang terhormat,
Perkenalkan aku seorang anak sekolah dari pedalaman. Usiaku sudah remaja dan sebentar lagi aku pergi ke kota untuk melanjutkan sekolah. Tetapi terus terang saja, aku sedikit minder membayangkan bagaimana nanti kalau aku sekolah di kota. Bahasa Indonesiaku patah-patah, apalagi yang namanya bahasa asing. Keterampilanku di bidang komputer nol, karena “takdir” membuat daerah kami terpencil dan terlupakan. Setiap hari aku jalan kaki ke sekolah sekitar 7 Km. Jadinya setiap hari untuk urusan sekolah aku harus rela jalan kaki 14 Km. Maka dalam satu tahun 365 hari dikurang hari Minggu 54 hari dikurang hari libur 40 hari, sedikitnya aku harus jalan kaki PP 271x14= 3.794 Km dikali 3 tahun selama di sekolah menengah pertama, jadinya akulah pemegang rekor dunia yang pernah jalan kaki pulang pergi ke dan dari sekolah menengah dengan jarak tempuh 11.382 Km. Syukur-syukur aku tidak pernah ketinggalan kelas. Kalau tidak, maka selama di sekolah menengah aku menempuh jarak 15.176 Km. Sungguh jarak yang tidak dekat. Dengan kata lain selama di SMP aku berhasil mengelilingi pantai Sulawesi. Tetapi apa yang aku dapat???


Tuan-tuan jangan terkejut, aku sedikit minder untuk pergi ke kota dan bersaing dengan teman-teman dari daerah lain. Di SMP aku tidak pernah mengenal yang namanya komputer. Mohon tuan-tuan jangan tertawa, karena ini sebuah realita yang kami alami di pedalaman. Oh iya, listrik swadaya sudah masuk di sekolah kami selama satu tahun lebih, tetapi sampai sekarang yang namanya pegang komputer apalagi mempelajarinya sungguh-sungguh hanyalah mimpi indah kami. Terbayang di mataku sebuah masa depan yang kabur, terbayang di depanku bagaimana akhir dari perjalanan panjang ini yakni pulang ke kampung melanjutkan profesi kakek-nenek dan orang tuaku.


Karena itu, tuan-tuan yang terhormat; tuan presiden, tuan gubernur, tuan bupati, dan tuan-tuan yang peduli dengan pendidikan, sesungguhnya kami rindu untuk belajar dan mengenal komputer yang “katanya” menjadi sarana yang baik untuk sekolah, tetapi aku hanya mau bilang, “Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai”. Dan tuan-tuan tolong jangan bilang wOOWw githu,…!!!


Salam dan hormatku,
(Seorang anak desa)
Oleh Pastor Yans Sulo Paganna'

Rabu, 20 Februari 2013

Busana Yang Pantas Untuk Pergi Ke Gereja

oleh: P. A.G. Tri Budi Utomo *

Meskipun jaman sudah modern, namun diskusi tentang kesopanan (etiket) dalam penampilan ketika beribadah tetaplah hangat dibicarakan. Kesopanan atau etika dalam penampilan adalah cerminan penghargaan diri terhadap martabat diri dan siapa yang dihadapi. Kalau di Google kita ketikkan frasa 'sopan di gereja' maka dalam jangka waktu setengah detik muncul 1.010.000 (satu juta sepuluh ribu) tulisan yang membahasnya. Kalau kita spesifikkan lagi menjadi: 'pakaian sopan di gereja' maka muncul 624.000 tulisan. Luar biasa. Kesopanan tetap menjadi tema yang mengusik nurani dan sikap beribadah ribuan orang.

Nampaknya ada gejala yang cukup signifikan bahwa masyarakat kita sedang mengidap wabah yang bernama "INYORANSIA" (ignorantia), artinya: ketidakmampuan membedakan dalam menempatkan diri pada suatu keadaan / ruang. Misalnya, tidak tahu membedakan antara: ruang publik dan ruang privat, urusan bisnis dan pelayanan, urusan beribadah dan rekreasi, ekaristi dan hiburan, terhadap orang tua dan terhadap teman, terhadap Tuhan dan terhadap manusia, dan sebagainya. Terhadap gejala tersebut ada orang yang berpendapat bahwa itu merupakan tanda (sinyal) memudarnya peran orangtua sebagai pembentuk kepribadian anak, ada yang berpendapat bahwa institusi pendidikan yang semakin pragmatis dan materialistis, ada juga yang berpendapat bahwa budaya sensualisme telah meresapi semua aspek kehidupan, atau telah terjadi merosotnya penanaman nilai dalam institusi keagamaan.

Sungguh menarik, bahwa di pertemuan Dewan Pastoral Paroki dan BGKP St Yakobus akhir bulan Mei 2012 yang lalu, hangat di bicarakan tentang etika berpakaian serta penggunaan HP di dalam Gereja. Maka disepakati dan diputuskan untuk: selama bulan Juni di setiap Misa diumumkan ajakan untuk berpakaian sopan, tidak menggunakan HP dan tidak makan selama mengikuti Ekaristi. Tentu keprihatinan itu juga terjadi di paroki-paroki lain.

Katekismus Gereja Katolik (nomor 1387) menasihatkan Supaya kita mempersiapkan diri secara wajar / layak (properly) untuk menerima Sakramen Ekaristi. Umat beriman perlu memperhatikan pantang serta sikap (gerak-gerik, pakaian) selama beribadah sehingga terungkap penghormatan, kekhidmatan, dan kegembiraan yang sesuai dengan saat di mana Kristus bersatu dengan kita. Kristus menjadi tamu agung sekaligus tuan (bahkan Tuhan) kita.

Gereja adalah bait kudus. Dari kata Ibrani 'Qadosh', artinya dikhususkan, bukan hal yang generik disama-ratakan dengan tempat lain pada umumnya. Ruang kudus berarti ruang itu memang disepakati dan difungsikan sebagai KHUSUS bagi Tuhan, sehingga segala peralatan dan perilaku dan penampilan juga disiapkan secara khusus. Dipilih menjadi istimewa memang karena khusus untuk Tuhan, dengan kata lain 'hak milik Tuhan'. Maka hari Sabat dan hari-hari raya keagamaan disebut sebagai hari kudus karena pada hari tertentu itu seluruh waktu di-KHUSUS-kan bagi Tuhan. Maka tidak mengherankan di tempat-tempat suci / keramat (di Yerusalem, di Bali, bahkan juga ada kesaksian di beberapa gereja Katolik di China) yang menyediakan peminjaman kain penutup / scarf bagi pengunjung yang memakai celana pendek, rok mini atau tank-top. Ini adalah masalah kelayakan dan sikap penghormatan terhadap martabat tertentu.

Seorang perancang busana terkemuka, Anne Avantie, sering kali memberi ceramah di berbagai gereja karena dia prihatin tentang cara berbusana yang kurang tepat dari para jemaat. Menurutnya sudah saatnya Gereja memberikan perhatian khusus untuk membenahi umat dalam etika berbusana ketika memasuki rumah Tuhan. Pada tanggal 24 September 1956, Vikjen Vatican era Paus Pius XII mengeluarkan edaran yang mengatur tentang detail syarat pakaian yang dianggap layak untuk beribadah di gereja yakni baju berkerah terbuka tidak lebih dari dua jari dari pangkal leher menutup pundak (bahu) dan lengan dengan bawahan menutup lutut.

Adalah sungguh sangat baik kebiasaan di keluarga untuk mempersiapkan anak-anak sebelum berangkat pergi ke Misa dengan sikap lahir dan batin secara benar. Sejak anak-anak dijelaskan bahwa ke gereja adalah berkunjung ke rumah Tuhan, kalau ke pesta saja kita memilih baju yang pantas untuk pesta, maka ke gereja pun juga memilih baju yang pantas untuk menghadap Tuhan. Demikian pula bagaimana sikap kita ketika memasuki gereja dan ketika peribadatan berlangsung. Pengajaran semacam itu membangun kepribadian dan iman anak. Penampilan kita merupakan cermin bagaimana kita menempatkan Tuhan Yesus dalam diri kita.

Sikap hormat dan etika berpakaian tersebut tentu bukan hanya berlaku pada saat Misa Minggu tetapi juga pada saat Misa Harian, Perayaan Sakramen lain (misalnya pemberkatan pernikahan dan pengakuan dosa), saat doa / misa lingkungan, pendalaman iman dan ibadat devosional (gua Maria, adorasi, meditasi). Sangat bagus bahwa di kapel adorasi pastoran Yakobus disediakan kain / scarf penutup bagi yang memerlukan atau merasa bahwa pakaian yang dipakainya bisa mengganggu atau membiaskan sikap doa orang lain.

Dalam perdebatan tentang etika berpakaian seringkali berkembang pada sensitif gender (menyalahkan kaum wanita), yang salah sebenarnya mata yang melihat, yang penting adalah sikap batin, mengapa agama kok ngurusin masalah pakaian, terlalu kolot tidak mengikuti perkembangan jaman, dsb. Menekankan sisi batin (mengatakan: yang penting aku tidak bermaksud jahat!) dan menunjuk bahwa pihak lain yang salah, merupakan sikap yang tidak tepat dalam ajaran moral. Baik kalau kita menyimak bahwa tata lahir sama pentingnya dengan tata batin. Dalam ajaran Gereja dijelaskan bahwa sikap manusia ada tiga jenis: sikap kasih (charity), sikap salah (jahat, dosa atau sin / evil) dan sikap lalai (sin by omission) .

Yang termasuk sikap kasih adalah:
a. mengatakan / melakukan kebenaran demi keselamatan, sukacita dan kesejahteraan;
b. mengingatkan sesama agar melakukan apa yang benar dan berkenan bagi Tuhan;
c. mewartakan ajaran iman agar sesama menjadi orang katolik yang lebih baik;
d. menolong sesama agar mereka semakin menghormati, mengalami sukacita dan mencintai Tuhan.

Yang termasuk sikap jahat / salah adalah:
a. menyalahkan orang lain karena merasa senang / bangga jikalau dapat menyalahkan;
b. dengan sengaja: tahu, mau dan sadar melakukan sesuatu yang berlawanan dengan ketentuan yang berlaku;
c. menghalang-halangi orang lain untuk mengalami kebenaran, sukacita dan kasih Tuhan.

Yang termasuk dosa kelalaian (sin by omission) adalah:
a. tahu tentang apa yang benar dan baik, tetapi memilih untuk tidak melakukan yang baik dan benar;
b. melakukan sesuatu yang menyebabkan / memudahkan orang lain jatuh dalam kesalahan / dosa;
c. membenarkan diri dengan menyalahkan orang / pihak lain

Kiranya masalah etika berpakaian dan perilaku salah di dalam gereja sangat sedikit orang yang dengan sengaja dan terencana memamerkan keindahan tubuh atau mode pakaian supaya orang lain (terutama yang masih dangkal iman) jatuh dalam pencobaan. Hemat saya, kebanyakan dari jemaat memang belum tahu (ignorantia) membedakan dan menempatkan diri karena sangat sedikit diajarkan, baik di lingkungan rumah tangga ataupun sekolah dan dalam pergaulan. Maka sangat baik jikalau kita mulai mengenal dan mengajarkan apa yang baik, benar dan berkenan bagi Allah. Hendaklah kita sekalian juga tidak jatuh dalam dosa kelalaian dengan tidak mewartakan apa yang baik dan benar ini. Mari kita mulai dari diri kita masing masing, dari keluarga kita lalu di paroki kita untuk saling mengingatkan satu sama lain. Mulai sekarang kita belajar menguduskan hati, tindakan, dan penampilan kita di saat kita menghadap Tuhan. Tentu ini bukan soal kemewahan dan mode pakaian, melainkan soal sikap penghormatan dan penghargaan akan martabat Tuhan yang kita sembah dan muliakan.

Tuhan memberkati setiap usaha baik Anda.


CATATAN APLIKATIF:

Karena ada permintaan kepada saya untuk menjelaskan dengan lebih konkrit, kiranya beberapa poin yang saya kumpulkan dari berbagai informasi baik lisan maupun internet di bawah ini bisa dipakai sebagai ukuran praktis:

1. Atasan model offshoulder biasanya digunakan untuk ke pesta, dan akan kurang sopan apabila dikenakan ke gereja. Apalagi dengan potongan dada yang rendah. Juga tali bra yang seharusnya berfungsi sebagai pakaian dalam, malah ditampilkan di luar. Pundak dan bahu tertutup adalah pakaian yang sopan.
2. Tank top atau blouse U can C, apapun alasan pemakaiannya sangatlah tidak tepat dikenakan ke gereja. Jika tetap akan dikenakan, lebih baik bila dikombinasikan dengan bolero, blazer, cardigan, selendang, atau scarf.
3. Apabila akan menggunakan atasan dengan lubang di punggung dan tanpa lengan, atau baju dengan potongan dada rendah sebaiknya mengenakan scarf. Termasuk di sini pakaian di dalam pesta perkawinan hendaknya dibedakan dengan pakaian mempelai saat pemberkatan pernikahan di gereja. Tentu pakaian mempelai ketika menerimakan sakramen suci juga dipilih yang layak / pantas dengan menghiraukan ketentuan diatas.
4. Celana hipster dengan atasan yang pendek, sehingga apabila berlutut atau duduk akan tampak bagian yang tidak layak dipertontonkan, tentulah sangat mengganggu orang yang ada di belakangnya.
5. Baju tipis (kain transparan) yang memamerkan bentuk dan warna pakaian dalam, tidak layak untuk dipertontonkan di gereja.
6. Bawahan yang pantas dipakai disarankan di bawah lutut, atau sekurang-kurangnya menyentuh lutut.
7. Celana pendek tidak dikenakan kecuali oleh anak kecil. Namun adalah sangat mulia jikalau sejak kecil anak dilatihkan untuk memakai celana panjang saat pergi menghadap Tuhan di gereja.
8. Sandal japit sudah menjadi pemahaman umum bukanlah alas kaki yang pantas untuk ke gereja.
9. Topi yang tidak dimaksudkan dibuat untuk peribatan hendaknya tidak dipakai di dalam gereja.
10. HP sebaiknya dimatikan saat misa berlangsung. Tidak pada tempatnya menerima telepon, ber-SMS, apalagi bermain games dalam gereja.
11. Tempat untuk bersujud bukan merupakan alas untuk sepatu dan sandal.

Sumber: http://www.indocell.net/

Selasa, 12 Februari 2013

Dalam 1.000 Tahun, Hanya 5 Paus yang Mundur

Foto : Paus Benediktus XVI (Reuters)

ROMA - Paus Benediktus XVI bukanlah seorang Pemimpin Gereja Katolik pertama yang mengakhiri jabatannya dengan mengundurkan diri. Sejarah Vatikan mencatat, ada beberapa Paus yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan.

Tepat pada Senin kemarin, Paus mengumumkan bahwa pada 28 Februari 2013, dirinya akan meninggalkan jabatannya di Vatikan. Paus Benediktus menjadi Paus pertama yang mengundurkan diri setelah 600 tahun. Beberapa orang Paus yang melakukan hal yang sama dengan Paus Benediktus antara lain adalah:

Paus Benediktus IX (1032 - 1048)

Paus Benediktus IX terlahir dengan nama Theophylactus dari Tusculum. Pria itu tak lain adalah keponakan dari Paus Benediktus VIII dan Yohanes XIX. Menurut Ensiklopedia Katolik, Theophylactus diangkat menjadi seorang Paus saat usianya masih 20 tahun, namun beberapa sumber mengklaim bahwa Theophylactus sudah menjadi Paus saat usianya masih 10 tahun.

Pria itu sempat mengatakan, dirinya mendapat jabatan sebagai Paus karena keluarganya. Ayah Theophylactus menerima kursi kepausan, namun memutuskan untuk menyerahkannya ke putranya pada Oktober 1032.

Paus Benediktus IX juga menjadi Paus pertama yang mengundurkan diri dari jabatannya pada usia 30 tahun. Di bawah kepemimpinan Paus Benediktus IX, muncul isu-isu mengenai skandal gereja seperti halnya pemerkosaan, pembunuhan, dan lainnya. Paus Benediktus IX juga sempat dipaksa keluar dari Roma pada 1036 dan 1044 silam, namun berhasil kembali dengan bantuan politik. 

Paus Gregory VI (1046)

Paus Gregory VI naik tepat setelah Paus Benediktus IX mundur. Namun masa jabatan dari Paus yang lahir dengan nama Johannes Gratianus itu tidak berlangsung lama. Seperti diketahui, Paus Gregory VI adalah bapak pemandian bagi Paus Benediktus IX yang merupakan pendahulunya. 

Sejumlah Uskup memaksa Gregory VI untuk mengundurkan diri terkait munculnya skandal penyuapan. Meski membantah isu skandal itu, Gregory VI sepakat mundur. Dan pada 1408 Paus Gregory VI meninggal dunia.

Paus Selestinus V (1215 - 1296)

Pasangan Angelo Angelerio dan Maria Leone yang bermukim di Kota Sant'Angelo Limosano, Kerajaan Sisilia, melahirkan seorang putranya yang bernama Pietro Angelerio. Namun Angelo Angelerio tidak bisa menyaksikan putranya tumbuh dewasa, usai Angelo meninggal dunia, Maria Leone memutuskan untuk membesarkan putranya.

Maria Leone menjadi ibu sekaligus pembimbing spiritual bagi Pietro kecil. Maria selalu membayangkan, di masa yang akan datang, putranya akan menjadi petani atau penggembala. Puietro Angelerio tumbuh menjadi seorang yang cerdas dan alim. 

Di usianya yang ke-20, Pietro Angelerio menjadi seorang rahib dan berhasil membentuk sebuah ordo kerahiban. Dan tepat setelah berusia 84 tahun, Pietro diangkat sebagai Paus Selestinus V. Paus Selestinus V mengundurkan diri pada 13 Desember 1294 silam. Dan kekuasaan itu diteruskan oleh Paus Bonifatius VIII. 

Paus Gregory XII (1406 - 1415)

Lahir dengan nama Angelo Corraro, pria ini menjadi Paus Gregory XII pada 1406 silam. Di masa pemerintahan Paus Gregory XII, ada tiga orang yang mengklaim dirinya sebagai seorang Paus. Dalam sejarah Katolik, masa itu dianggap sebagai Skhisme Barat. 

Kemunduran Gregory XII ditujukan untuk memecahkan konflik antara pria-pria yang mengklaim dirinya sebagai Pemimpin Gereja Katolik. Paus Gregory XII juga dinobatkan sebagai Paus trakhir yang mundur dari Vatikan, sebelum Paus Benediktus XVI yang baru saja memutuskan untuk mundur. Demikian, seperti diberitakan New York Daily News, Selasa (12/2/2013).

Di saat konflik besar itu melanda Gereja Katolik, beberapa pihak yang mengklaim dirinya sebagai Paus kerap disebut dengan julukan Anti-Paus. Dua orang di antara mereka adalah Anti-Paus Benediktus XIII dari Avignon dan Anti-Paus Yohanes XXIII dari Pisa.

Paus Benediktus XVI

Paus yang lahir dengan nama Joseph Aloisius Ratzinger adalah seorang warga negara Jerman. Pria itu diangkat menjadi Pemimpin Gereja Katolik pada 2005 menggantikan Paus Yohanes Paulus. Ratzinger muda sempat mengikuti dinas wajib militer di bawah pimpinan Adolf Hitler, pada 1941 silam. 

Ratzinger juga sempat berperang melawan pasukan sekutu, namun Ratzinger memutuskan untuk pulang ke rumah keluarganya di Traunstein. Pada 1951 silam, Ratzinger memulai karier barunya di bidang akademik dan menjadi profesor di Universitas Bonn. Dan pada 1962, Ratzinger mulai berpartisipasi dalam acara-acara keagamaan di Vatikan.

Pada saat itu, Ratzinger menjabat sebagai seorang konsultan teologi untuk Kardinal Frings dari Colonge. Pada 24 Maret 1977 Ratzinger yang semakin mendalami agama Katolik dan aktif di institusi keagamaan, ditunjuk menjadi Uskup Agung Munich dan Freising. 

Pujian pun terus bermunculan terhadap kinerja Ratzinger di bidang keagamaan. Paus Yohanes Paulus II memberikan gelar Ratzinger, sebagai seorang yang sempurna. 

Lewat sebuah Konklaf usai Paus Yonahes Paulus II meninggal dunia, Ratzinger akhirnya dinobatkan menjadi Paus Benediktus XVI. Kiprahnya sebagai Pemimpin Gereja Katolik juga cukup berpengaruh. Pria itu pun menorehkan prestasinya lewat kunjungannya ke Amerika Latin maupun ke Timur Tengah.

Tepat pada Senin kemarin, pria ini memutuskan untuk mundur dari jabatan pada 28 Februari karena kesehatannya yang memburuk. Di usianya yang ke-85, Paus Benediktus mengaku bahwa tugas yang diembannya sangat berat.

Warga Amerika Latin & Afrika Berpotensi Jadi Paus?


PARIS - Kabar mengenai rencana kemunduran Paus Benediktus XVI pada 28 Februari mendatang cukup mengejutkan dunia. Muncul pula kabar yang menyebutkan bahwa tidak menutup kemungkinan, seorang warga non-Eropa akan ditunjuk menjadi Pemimpin Gereja Katolik.

Sejauh ini, Amerika Latin merupakan wilayah yang dipenuhi oleh miliaran warga Katolik. Dua orang pejabat di Vatikan menginformasikan kabar mengenai suksesi Paus dan secara tidak langsung, mereka memberitahu ke dunia, Paus berikutnya tampaknya berasal dari Amerika Latin.

"Saya sangat mengenal uskup dan kardinal-kardinal dari Amerika Latin yang sanggup mengemban tanggung jawab memimpin Gereja universal," ujar Uskup Agung Gerhard Mueller, seperti dikutip Reuters, Senin (11/2/2013).

"Gereja universal mengajarkan bahwa Kritianitas tidaklah berpusat di Eropa," imbuhnya. 

Sementara itu, Kardinal Kurt Koch juga memiliki pendapat yang sama dengan Mueller. Koch turut membahas munculnya kandidat-kandidat Paus yang berasal dari Afrika atau Amerika Selatan.

Bila memang seorang warga Amerika Latin yang akan menjadi Pemimpin Gereja Katolik selanjutnya, seorang kardinal asal Brasil, Odilo Scherer, dipastikan menjadi kandidat kuat. Selain Scherer, adapula Leonardo Sandri yang merupakan seorang keturunan Italia dan Argentina. Sandri saat ini memimpin Departemen Vatikan untuk Gereja Timur.

Gelar kandidat kuat asal Afrika tampaknya akan disandang oleh Peter Turkson. Pria asal Ghana itu saat ini menjabat sebagai Pimpinan Departemen Hukum dan Perdamaian Vatikan.

Seperti diketahui, Paus Benediktus XVI adalah seorang warga Jerman. Paus Yohanes Paulus II yang menjabat sebelum Paus Benediktus juga merupakan seorang warga Eropa, tepatnya adalah Polandia

Inilah Kandidat Potensial Pengganti Paus Benediktus

Paus Bendeiktus ke-XVI (Foto: Reuters)

VATIKAN - Teknisnya, siapapun laki-laki Katolik sangat memenuhi syarat untuk menjadi paus. Tetapi, secara tradisi para kardinal akan memilih paus dari kalangan mereka. Hanya para kardinal inilah yang tahu siapa yang akan menjadi paus selanjutnya.

Kini Tahta Suci Vatikan tentunya tengah disibukan dengan pengganti dari Paus Benekdiktus XVI. Sebelumnya Paus Benediktus memutuskan untuk mundur terhitung mulai 28 Februari mendatang. 

Bagi para Pangeran dari Gereja - para kardinal- pengumuman pengunduran diri dari seorang paus sangat mengejutkan daripada berita kematian salah seorang dari mereka. Kardinal-kardinal inilah yang harus memilih paus berikutnya. 

"Saya kira mereka (kardinal) akan mencari sosok yang memiliki kebijaksanaan seperti Paus Benediktus dan dengan kombinasi karisma dari Paus Yohanes Paulus II," ujar Kardinal Theodore McCarrick, seperti dikutip CBS News, Selasa (12/2/2013).

Pada sistem politik Vatikan yang rumit, tidak ada calon jelas sebagai pengganti Paus Benekditus. Tetapi, pihak gereja melihat masa depan mereka berada di tangan tokoh yang berada di dunia ketiga. Para kardinal akan memutuskan apakah paus berikutnya berasal dari negara dunia ketiga.

Kardinal Peter Turkson dari Ghana dianggap sebagai kandidat potensial dari Afrika. Tetapi kardinal berusia 64 tahun itu, tersandung masalah hubungan gereja dengan kelompok Islam di Ghana. Pada akhirnya, Turkson dilihat sebagai kandidat yang beresiko.

Salah satu kandidat potensial lainnya datang dari Amerika Latin. Uskup Agung Sao Paolo, Brasil, Kardinal odilo Pedro Scherer dianggap sebagai sosok kandidat yang memiliki peluang menggantikan Paus Benediktus ke-XVI. Tetapi sepertinya pihak gereja belum sepenuhnya siap mendukung seorang paus dari Amerika Selatan. Kardinal berusia 63 tahun itu hanya dinilai sebagai calon di masa mendatang.

Ada peluang juga Uskup Agung New York, Kardinal Timothy Dolan menjadi pengganti Paus Benediktus. Tetapi kandidat dari Amerika harus menghadapi penolakan tradisional untuk memiliki paus yang berasal dari negara super-power.

Pada akhirnya, pihak Tahta Suci Vatikan memilih sosok Italia untuk memimpin gereja Katolik, maka Kardinal Angelo Scola menjadi sosok yang populer. Uskup Agung Milan itu juga menjadi kandidat potensial bersama dengan Gianfranco Ravasi. 

Tetapi, pada umumnya pemilihan paus akan lebih berpengaruh dari pendekatan bukan dari isu geografi. Tetapi, meski terlihat rumit Tahta Suci Vatikan mampu mengatasinya seperti disaat pergantian Paus Yohanes Paulus ke-II kepada Paus Benediktus ke-XVI.

Sumber: http://international.okezone.com

Bagaimana Gereja Katolik Mengurus Mantan Paus?

Paus Bendeiktus ke-XVI mundur akhir Februari (Foto: Reuters)

VATIKAN - Keputusan Paus Benekditus ke-XVI untuk mundur dari Tahta Suci Vatikan mengejutkan banyak pihak. Kini timbul pertanyaan, bagaimana pihak Vatikan mengurus mantan Paus, karena selama ini Paus turun tahta karena tutup usia?

Selama kurang lebih enam abad, pada umumnya paus yang baru menggantikan paus terdahulu yang telah wafat. Tetapi keputusan Paus Benediktus mengubah semua hal tersebut.

Keputusan ini menimbulkan teka-teki yang tidak pernah dihadapi oleh Gereja Katolik selama berabad-abad. Bagaimana mereka menghadapi mantan paus yang masih hidup?

Selama 2.000 tahun sejarah gereja, baru dalam enam abad terakhir sejak 1415 lalu seorang paus memutuskan mundur. Kondisi ini menimbulkan potensi kesulitan bagi Vatikan. Demikian diberitakanChristian Science Monitor, Selasa (12/2/2013).

Karena setelah tidak lagi menjabat sebagai paus, Paus Benediktus bisa saja menjadi alternatif lain bagi pihak yang merasa tidak puas terhadap penggantinya. Tidak hanya itu, Paus Benekditus bisa juga terlibat perbedaan pendapat dengan penggantinya.

Tetapi menurut seorang juru bicara Vatikan Paus Benediktus akan tetap berada di lingkungan Vatikan. Namun menurut perkiraan, pria Jerman yang kini berusia 85 tahun itu akan menghabiskan sisa hidupnya dengan berdoa dan terus belajar.

Mengenal Konklaf sebagai Ritual Pemilihan Paus


Paus Bendeiktus ke-XVI mundur akhir Februari (Foto: Reuters)

JAKARTA - Pemilihan paus yang baru ditentukan oleh konklaf. Ritual pemilihan paus baru ini, tidak pernah berubah sejak delapan abad.

Adapun Paus Gregorius ke-X yang pertama kali menggunakan konklaf pada 1274 silam. Saat itulah Paus Gregorius menetapkan landasan untuk sebuah konklaf.

Konklaf dimulai antara 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus. Namun batas waktu ini ditetapkan pada abad pertengahan di mana perjalanan menuju Roma memakan waktu lama. Tetapi hingga detik ini, batas waktu tersebut tetap berlaku dengan maksud memberikan kesempatan bagi para kardinal untuk bertukar pikiran.

Waktu jeda yang disebut Novemdiales ini, biasanya digunakan oleh para kardinal membahas mengenai keadaan gereja. Bahkan meskipun tidak diharuskan, masa Novemdiales juga ditujukan untuk membahas paus baru.

Periode ini berakhir dengan misa Pro Eligendo Papa, yang dihadiri oleh semua Kardinal dari seluruh dunia di Basilika Santo Petrus. Kemudian, pada pagi harinya dimulailah konklaf. Setelah itu, para anggota Kardinal pemilih menuju Kapela Sistina tempat berlangsungnya proses pemilihan Paus baru.

Dengan didampingi paling banyak dua asisten, para Kardinal tidak boleh membawa alat komunikasi apapun ke dalam tempat pemilihan dan tidak boleh berkomunikasi keluar dengan siapapun. Setelah misa di Kapela Sistina para asisten keluar dan kapela dikunci. Para Kardinal selanjutnya mengadakan pemilihan secara rahasia.

Setiap pembocoran mengenai tendensi atau sirkumstansi pemilihan dihukum dengan ekskomunikasi. Setiap orang katolik yang sudah dibaptis dari jenis kelamin laki-laki dan lebih dari 30 tahun boleh dipilih sebagai Paus, meskipun selalu terpilih salah satu Kardinal.

Untuk memilih seorang Paus harus memenuhi 2/3 suara dari para Kardinal pemilih yang berumur kurang dari 80 tahun jumlah kardinal bisa ditambah satu bila jumlah para Kardinal bukan kelipatan tiga.

Selama pemilihan, para Kardinal diserahkan sebuah buletin dari kertas putih Eligo in summum pontificem, dengan tempat untuk menuliskan nama paus yang ingin dipilih. Dituntut tulisan jelas dan dengan huruf besar. Setelah diisi, para Kardinal membawa buletin sedemikian sehingga terlihat jelas di tangan dan dimasukkan ke dalam kotak yang disediakan di depan altar.

Di akhir setiap pemilihan, buletin-buletin pemilihan dibakar dengan ditambahkan bahan kimia yang akan mengeluarkan asap putih atau hitam tergantung dari hasil pemilihan, sudah atau belum terpilihnya Paus baru. Cerobong asap ini terlihat jelas dari lapangan Santo Petrus di mana biasanya dipenuhi orang untuk menantikan hasil pemilihan Paus baru.

Ketika terpilih seorang Paus baru, Dekan para Kardinal, yang memimpin proses pemilihan, menanyakan calon terpilih apakah ia bersedia menerima jabatan ini. Apabila jawabannya positif, ditanyakan nama apakah yang akan digunakan selama masa jabatannya. Selanjutnya diadakan sebuah prosesi bernama Habemus Papam.

Habemus Papamadalah pengumuman yang dikeluarkan oleh Kardinal Protodiakon tentang hasil pemilihan paus dalam Konklaf Pengumuman ini dilakukan dari atas balkon Gereja Santo Peter di Vatikan. Setelah pengumuman, paus yang baru akan keluar dan menyampaikan khutbah pertamanya yang berjudul Urbi et Orbi.

Sumber: http://international.okezone.com