Translate

Jumat, 24 Februari 2012

Penghalang di Jalan Kita

Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang menempatkan sebuah batu besar di tengah jalan. 

Raja tersebut kemudian bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari jalan. Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba ditempat, untuk berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang datang, kemudian memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan dari rintangan. 

Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan menyingkirkan batu itu. Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu bebannya, dan mencoba memindahkan batu itu kepinggir jalan. Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia berhasil menyingkirkan batu besar itu. 

Ketika si petani ingin mengangkat kembali sayurnya, ternyata ditempat batu tadi ada kantung yg berisi banyak uang emas dan surat Raja. Surat yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau menyingkirkan batu tersebut dari jalan. 

Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak pernah bisa mengerti. Bahwa dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan yg bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.

Marilah di masa prapaskah ini kita mengerjakan sesuatu dengan niat yang iklas dan tulus....

Kamis, 23 Februari 2012

Menjadi Orang Katolik Sejati

Sesungguhnya apa yang dikehendaki Allah dengan puasa kita? Mari kita lihat didalam kitabYesaya 58: 6-7 . Berpuasa yang Ku kehendaki

ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali –tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecahkan roti bagi orang yang lapar dan membawa kerumahMu oarang yang miskin, yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyebunyikan diri terhadap saudaramu sendiri. Ini artinya didalam kita berpuasa Allah menghendaki adanya suatu perubahan yang nyata didalam kehidupan kita baik dalam cara berpikir dan bertindak dengan cara :

1. Untuk diri sendiri kita diharapkan mau membuka belenggu –belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk yang membelenggu diri kita .Dengan mem­buka belenggu-belenggu kelaliman kita dijak untuk tidak egois (hanya memikirkan diri sendiri ), tidak pemarah , menghormati dan menghargai harkat dan martabat orang lain, lemah lembut dan rendah hati. Dengan melepaskan tali-tali kuk kita diajak untuk tidak kumawula donya ( hamba dunia ) tetapi ngabdi mring Gusti kanthi gambira .

Ada seseorang berkata : “Yén kowé ndhisiké Gusti, kowé yo bakal didhisiké, nanging yén kowé nyepèlekaké Gusti, kowé yo bakal di sepèlèkaké “ Artinya kalau kita mengutamakan Tuhan didalam kehidupan kita niscaya kita juga akan di perhatikan, sebaliknya bila kita tidak memperhatikan Tuhan maka kita juga tidak akan diperhatikan .

2. Untuk orang lain : Kita diharapkan mau peduli dan rela berbagi lebih-lebih kepada orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel., seperti yang difirmankan Tuhan didalam Injil Mat . 25: 40,45 Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untukl saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukan­Nya untuk Aku, dan sesungguh­nya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya untuk Aku.

Jadi apa yang kita perbuat untuk saudara kita yang hina dina juga kita lakukan untuk Tuhan. Hal tersebut mudah dikatakan tetapi tidak mudah dilakukan apalagi dalam jaman sekarang, dimana budaya kekerasan , budaya konsumerisme dan hedonisme yang selalu meningkat dan merebak sampai ke segala lapisan masyarakat. Orang cenderung hanya memikirkan diri sendiri tanpa mau peduli terhadap oarang lain sehingga jurang pemisah antara yang kaya dan miskin semakin melebar.

Tuhan Yesus Mengajak kita untuk berbuat sesuatu bagi mereka yang kecil, lemah, miskin, dan terseingkir dan difabel, serta kita diajak untuk mem­bangun dan mengembangkan budaya kasih. Jikalau seorang berkata: “ Aku mengasihi Allah, “ dan ia membenci saudaranya maka ia adalah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.( bdk. 1 Yoh, 4 : 20 ).

Kesaksian hidup dari ibu Amiani yang di kisahkan dalam pertemuan APP ke 1 sungguh dapat dipakai sebagai contoh permenungan yang baik dalam kehidupan kita saat ini. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan ia mampu membawa keluarganya kepada Yesus dan senantiasa terlibat dalam hidup mengereja serta masyarakat. Itu semua bisa ia jalani karena berkat dan rahmat Tuhan.

Semoga apa yang kita jalani selama masa prapaskah ini dengan rahmat Tuhan kita mampu membangun sikap tobat dengan benar sehingga kita semakin dekat dengan Tuhan, dimampukan untuk melaksanakan perintah-perintahnya, diperkenankan untuk selalu memuji dan memuliakan namaNya terlebih boleh merayakan Paskah dengan hati gembira untuk menjadi orang Katolik sejati.***

Rabu, 22 Februari 2012

Pantang dan Puasa Menurut Gereja Katolik


Penilaian kita atas pantang dan puasa itulah yang akan mempengaruhi perbuatan kita



Hari ini, umat Katolik seluruh dunia memulai retret agung. Retret agung itu lebih dikenal dengan nama masa Prapaskah, yaitu masa persiapan untuk menyambut Misteri Paskah. Masa persiapan itu berjalan selama 40 hari. Di mulai dari hari Rabu Abu sampai dengan Jumat Agung. Selama masa retret agung itu, umat Katolik diajak untuk bermati raga melakukan olah rohani dengan aksi pantang dan puasa serta aksi puasa pembangunan sebagai bentuk nyatanya.

Pertama, olah rohani dalam bentuk aksi pantang dan puasa. Dalam hukum Gereja disebutkan demikian: “Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus (Kan. 1521).” Menurut hukum ini, hari Jumat menjadi hari pantang. Selama masa Prapaskah, hari pantang dan puasa adalah Rabu Abu dan Jumat Agung.

Rabu Abu menjadi awal masa pantang dan puasa dalam masa Prapaskah. Pada Pada hari Rabu Abu, umat Katolik datang ke Gereja dan diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini pada dahinya. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel pada jaman dahulu di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan.

Aturan pantang dan puasa dalam Gereja Katolik juga demikian ringan. Dalam pantang, umat Katolik diajak untuk melawan segala bentuk kesenangan diri. Misalnya seseorang yang sangat menikmati rokok, selama masa Prapaskah ia diajak untuk berpantang rokok. Setiap orang yang berumur di atas 14 tahun memiliki kewajiban untuk melakukan pantang. Sedangkan aturan puasa adalah makan kenyang sekali selama sehari. Setiap orang yang berumur antara 18-60 tahun memiliki kewajiban untuk melakukan puasa.

Jika kita melihat aturan mengenai pantang dan puasa, amat mudah kan? Kelihatannya sangat mudah, tetapi jika kita berani bertekun atasnya akan terasa betapa tidak mudah melakukan itu. Hakekat pantang dan puasa dalam Gereja Katolik bukan terletak pada menahan lapar atau haus. Hakekat pantang dan puasa adalah melawan diri sendiri. Dengan demikian, persoalannya bukan soal ritual pantang dan puasanya melainkan terletak pada bagaimana kita menghayati makna pantang dan puasa itu. Jika kita hanya menghayati pantang dan puasa sebatas ritual, maka kita akan semkian ingin melakukan hal-hal yang akan menjauhkan kita dari keselamatan. Pantang dan puasa akan semakin bermakna jika kita mampu memaknai pantang dan puasa sebagai sebuah sarana penyelamatan. Penilaian kita atas pantang dan puasa itulah yang akan mempengaruhi perbuatan kita selama masa retret agung ini.

Pantang dan puasa dari segala jenis daging tidaklah berarti banyak ketika kita membiarkan telinga kita mendengarkan hal-hal yang tidak benar. Ketika kita berpantang dan berpuasa, berpantang dan berpuasalah dengan telinga juga. Berpantang dan berpuasalah dengan mulutmu, dengan tangan dan kakimu, dan dengan seluruh tubuhmu. Apalah artinya tidak makan dan minum jika kita membiarkan mulut kita mengeluarkan kata-kata kotor, makian, gosip, dan menyebarkan kebohongan. Apa artinya kita tidak makan daging atau makanan yang serba enak, tetapi kita menggigit dan memangsa sesama kita?

Apa artinya kita tidak makan daging atau makanan yang serba enak, tetapi kita menggigit dan memangsa sesama kita?

Kedua, Aksi Puasa Pembangunan. Selain melakukan aksi pantang dan puasa, kita juga diajak sampai kepada gerakan nyata. Gerakan itu disebut sebagai Aksi Puasa Pembangunan (APP). APP ini menyangkut dua aspek, yaitu aspek ke dalam dan keluar. Aspek ke dalam ditandai dengan usaha untuk semakin memperdalam iman dengan aneka bentuk pertemuan dan sarasehan. Sedangkan aspek keluar merupakan tindakan nyata sebagai bentuk pertobatan.

Pada bagian sebelumnya saya menyinggung bahwa aturan pantang dan puasa itu demikian mudah. Tetapi amat sulit untuk dilakukan. Saya akan memberikan contoh di sini. Ketika saya pantang merokok, maka selama masa Prapaskah uang untuk beli rokok itu akan saya masukkan dalam kotak APP. Andaikan sehari saya menghabiskan satu bungkus rokok, maka berapa yang akan saya masukkan ke dalam kotak APP? Jika saya melakukannya setiap Jumat, berarti saya memasukkan uang sebesar 10.000 x 7 (Jumat) = 70.000,- Jika saya melakukannya selama masa Prapaskah, berarti saya akan memasukkan uang sebesar 10.000 x 40 (hari) = 400.000.

Contoh lain dalam hal puasa. Aturan puasa adalah makan kenyang sekali. Dalam sehari kita makan tiga kali. Dalam keluarga ada 3 orang yang melakukan puasa. Katakanlah biaya untuk sekali makan Rp. 10.000,- Berarti pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung kita memasukkan uang sebesar (3 x 2 x 10.000) x 2 (Rabu dan Jumat) = 120.000. Banyak juga ya? Apakah kita mau mengeluarkan uang segitu banyak dan dimasukkan ke kotak APP. Itu baru untuk puasa, belum untuk pantangnya.

Uang yang terkumpul selama masa Prapaskah itu akan digunakan untuk melakukan karya-karya karitatif, terutama untuk membantu mereka yang lemah, miskin, tersingkir, dan difable. Inilah wujud nyata dari gerakan pantang dan puasa.

tergerakkah kita melihat saudara-saudari kita yang lemah, miskin, tersingkir, dan difable?

Hakekat pantang dan puasa dalam Gereja Katolik bukan terletak pada ritualnya yang harus begini atau begitu. Hakekat pantang dan puasa adalah “koyakkanlah hatimu, bukan pakaianmu!” Nilai pantang dan puasa bukan terletak pada ritual karena itu hanyalah pakaian. Yang terpenting adalah bagaimana kita melawan diri sendiri dan masuk dalam suasana pertobatan yang terus menerus. Jika kita melakukan pantang dan puasa dengan membatasi pada tidak makan ini atau itu, maka sebenarnya kita telah merendahkan makna dari pantang dan puasa itu sendiri.

Selamat berpantang dan berpuasa bagi saudara-saudari yang memeluk agama Katolik. Kiranya Ia menuntun langkah kita sampai pada pemaknaan yang semakin dalam. Tuhan memberkati niat dan usaha kita. Amin.

Pantang dan Puasa

Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus. Peraturan pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orangtua hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat wajib puasa dan pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati.(KHK 1251-1252)

Jadi sebagai orang Katolik wajib berpuasa pada hari Rabu Abu danJumat Agung. Jadi, selama masa Prapaskah, kewajiban puasa hanya dua hari saja. Yang wajib berpuasa adalah semua orang beriman yang berumur antara delapan belas (18) tahun sampai awal enam puluh (60) tahun. 

PUASA berarti: 
makan kenyang hanya satu kali dalam sehari. 
Untuk yang biasa makan tiga kali sehari, dapat memilih 
• Kenyang, tak kenyang, tak kenyang, atau 
• Tak kenyang, kenyang, tak kenyang, atau 
• Tak kenyang, tak kenyang, kenyang 

Orang Katolik wajib berpantang pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Suci. Jadi hanya 7 hari selama masa PraPaskah. 

Yang wajib berpantang adalah semua orang katolik yang berusia empat belas (14) tahun ke atas. 

PANTANG berarti 
• Pantang daging, dan atau 
• Pantang rokok, dan atau 
• Pantang garam, dan atau 
• Pantang gula dan semua manisan seperti permen, dan atau 
• Pantang hiburan seperti radio, televisi, bioskop, film. 

Karena begitu ringannya, kewajiban berpuasa dan berpantang, 
sesuai dengan semangat tobat yang hendak dibangun, umat beriman, baik secara pribadi, keluarga, atau pun kelompok, 
dianjurkan untuk menetapkan cara berpuasa dan berpantang yang lebih berat. Penetapan yang dilakukan diluar kewajiban dari Gereja, tidak mengikat dengan sangsi dosa. 

Dalam rangka masa tobat, maka pelaksanaan perkawinan juga disesuaikan. Perkawinan tidak boleh dirayakan secara meriah. 

ARTI PUASA dan PANTANG

PUASA adalah tindakan sukarela Tidak makan atau tidak minum Seluruhnya, yang berarti sama sekali tidak makan atau minum apapunAtau sebagian, yang berarti mengurangi makan atau minum.

Secara kejiwaan, Berpuasa memurnikan hati orang dan mempermudah pemusatan perhatian waktu bersemadi dan berdoa.
Puasa juga dapat merupakan korban atau persembahan.
Puasa pantas disebut doa dengan tubuh, karena dengan berpuasa orang menata hidup dan tingkah laku rohaninya.

Dengan berpuasa, orang mengungkapkan rasa lapar akan Tuhan dan kehendakNya. Ia mengorbankan kesenangan dan keuntungan sesaat, dengan penuh syukur atas kelimpahan karunia Tuhan. Demikian, orang mengurangi keserakahan dan mewujudkan penyesalan atas dosa-dosanya di masa lampau.

Dengan berpuasa, orang menemukan diri yang sebenarnya untuk membangun pribadi yang selaras. Puasa membebaskan diri dari ketergantungan jasmani dan ketidakseimbangan emosi. Puasa membantu orang untuk mengarahkan diri kepada sesama dan kepada Tuhan.

Itulah sebabnya, puasa Katolik selalu terlaksana bersamaan dengandoa dan derma, yang terwujud dalam Aksi Puasa Pembangunan. 
Semangat yang sama berlaku pula untuk laku PANTANG. 
Yang bukan semangat puasa dan pantang Katolik adalah:

Berpuasa dan berpantang sekedar untuk kesehatan: diet, mengurangi makan dan minum atau makanan dan minuman tertentu untuk mencegah atau mengatasi penyakit tertentu.
Berpuasa dan berpantang untuk memperoleh kesaktian baik itu tubuh maupun rohani.

SABDA TUHAN SEHUBUNGAN DENGAN PUASA
"Melalui nabi Yesaya, Tuhan bersabda: 
Berpuasa yang Kukehendaki ialah, 
Supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman 
Dan mematahkan setiap kuk 
Supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya 
Dan mematahkan setiap kuk, 
Supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar 
Dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak mempunyai rumah 
Dan apabila kamu melihat orang telanjang 
Supaya engkau memberi dia pakaian 
Dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri. 
Pada waktu itulah 
Engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab 
Engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku 
Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu 
Dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah 
Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri 
Dan memuaskan hati orang tertindas 
Maka terangmu akan terbit dalam gelap 
Dan kegelapanmu akan seperti bintang rembang tengah hari"
Dalam kotbah di bukit, Yesus bersabda tentang puasa:

“Apabila kamu berpuasa, 
Janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 

Tetapi apabila engkau berpuasa, 
minyakilah kepalamu 
Dan cucilah mukamu 
Supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa

Melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

APA ITU RABU ABU ?


Rabu Abu adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna mempersiapkan diri untuk Kebangkitan Kristus dan Penebusan dosa kita. 


Mengapa pada Hari Rabu Abu kita menerima abu di kening kita? Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum Kristus, abu telah menjadi tanda tobat. Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (Yunus 3:6). Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13). Bapa Pius Parsch, dalam bukunya "The Church's Year of Grace" menyatakan bahwa "Rabu Abu Pertama" terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Oleh karena itu, imam atau diakon membubuhkan abu pada dahi kita sambil berkata: "Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu" atau "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil". 

Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Setelah Pembacaan Injil dan Homili abu diberkati. Abu yang telah diberkati oleh gereja menjadi benda sakramentali. 

Dalam upacara kuno, orang-orang Kristen yang melakukan dosa berat diwajibkan untuk menyatakan tobat mereka di hadapan umum. Pada Hari Rabu Abu, Uskup memberkati kain kabung yang harus mereka kenakan selama empat puluh hari serta menaburi mereka dengan abu. Kemudian sementara umat mendaraskan Tujuh Mazmur Tobat, orang-orang yang berdosa berat itu diusir dari gereja, sama seperti Adam yang diusir dari Taman Eden karena ketidaktaatannya. Mereka tidak diperkenankan masuk gereja sampai Hari Kamis Putih setelah mereka memperoleh rekonsiliasi dengan bertobat sungguh-sungguh selama empat puluh hari dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Sesudah itu semua umat, baik umum maupun mereka yang baru saja memperoleh rekonsiliasi, bersama-sama mengikuti Misa untuk menerima abu.

Sekarang semua umat menerima abu pada Hari Rabu Abu. Yaitu sebagai tanda untuk mengingatkan kita untuk bertobat, tanda akan ketidakabadian dunia, dan tanda bahwa satu-satunya Keselamatan ialah dari Tuhan Allah kita. 

sumber : Catholic Online Lenten Pages; www.catholic.org

Kamis, 02 Februari 2012

Dia Telah Memilih


Saat engkau larut
dalam kebimbangan yang panjang
antara mengikut Dia atau tidak

Dia telah memilih
Saat engkau tenggelam
dalam keraguan yang sarat
antara setia padaNya atau tidak


Dia telah memilih
Saat engkau suntuk
dalam ketidakpastian hati
antara taat padaNya atau tidak

Dia telah memilih
Saat engkau kelu
dalam kecanggungan yang panjang
antara bersaksi atau tidak


Dia telah memilih
Saat engkau gamang
dalam kekelaman yang pekat
antara melepas dosa atau tidak

Dia telah memilih
Saat engkau beku
dalam pergumulan yang tak henti
antara melayani atau tidak


Dia telah memilih
Saat engkau sibuk dengan diri
dan hidup dalam dunia seakan milikmu


Dia telah memilih
Dia telah memilih jalan salib
bukan untuk diriNya
tapi untuk engkau
ya, untuk engkau yang tak mungkin
dapat memilih jalan itu

taken from "The Wings of Love" by: Ang Tek Khun:2003


Rabu, 01 Februari 2012

Aktifitas MMK Februari 2012

12  Februari 2012
Bakti Sosial
Pengurus Inti
12.00 WITA
Sunday Sport
@ Lapangan SLTP Frater Makassar.
16.00 WITA


05 Februari 2012
Games
Harlod B. Tani
12.00 WITA

Sunday Sport
@ Lapangan SLTP Frater Makassar.
16.00 WITA

Aktifitas MMK Januari 2012


6-8 Januari 2012
Malino Part 3
By Panitia sinterklaas 2011
12.00 WITA
Sunday Sport
@ Lapangan SLTP Frater Makassar.
16.00 WITA













15 Januari 2012
Bersama Pastor Paroki
Pastor Paulus Tongli, Pr
12.00 WITA
Sunday Sport
@ Lapangan SLTP Frater Makassar.
16.00 WITA





22 Januari 2012
Kesehatan Mulut
drg. Erwin Leonardo
12.00 WITA




Sunday Sport
@ Lapangan SLTP Frater Makassar.
16.00 WITA



29 Januari 2012
1 rasa 1 MMK
Pele_colin
12.00 WITA








Sunday Sport
@ Lapangan SLTP Frater Makassar.
16.00 WITA




30 Januari 2012
Catholic mindset successKrisnamurti (Top 5 Motivator Indonesia)
12.00 WITA

Sunday Sport
@ Lapangan SLTP Frater Makassar.
16.00 WITA

SANTO YOHANES BOSCO, PELINDUNG KAUM MUDA

Kemarin, Selasa 31 Januari 2012, Gereja Katholik memperingati Santo Yohanes Bosco. Santo Yohannes Bosco (bahasa Italia: Giovanni Melchiorre Bosco) , lahir 16 Agustus 1815 – meninggal 31 Januari 1888 pada umur 72 tahun. Ia akrab dipanggil Don Bosco, dan merupakan seorang pendidik dan Pastur. Ia mendirikan Kongregasi istimewa untuk melayani kaum muda yang bernama Serikat Salesian. Nama tersebut diambil atas Santo Fransiskus dari Sales, supaya mereka meneladani kebaikan hati dan kelemahlembutannya. Kini Kongregasi ini tersebar diseluruh dunia dan mengelola berbagai lembaga pendidikan khususnya dibidang pertukangan.


Pengalaman hidupnya membuat dia bertekad untuk menjadi bapak, sahabat dan guru bagi anak-anak yang diasuhnya. Ia pun juga dijuliki sebagai ‘Bapa, Guru dan Sahabat kaum muda’.

Yohanes Bosco merupakan satu-satunya Orang Kudus (Santo) yang mempunyai hampir 20 orang pengikut berusia muda (kurang dari 20 tahun) yang diakui oleh gereja dan sedang menjalani proses untuk menjadi orang kudus. Tidak heran jika gereja pun mengangkatnya sebagai Pelindung Kaum Muda.
By: Red_dexter