Translate

Sabtu, 04 Mei 2013

PAUS FRANSISKUS : ORANG KRISTIANI YANG SUAM-SUAM KUKU MELUKAI GEREJA

Semua orang Kristiani memiliki tugas untuk meneruskan iman dengan keberanian, orang Kristiani yang suam-suam kuku, iman yang suam-suam kuku melukai Gereja, karena menciptakan perpecahan. Keberanian untuk menjadi orang Kristiani dalam masyarakat saat ini adalah fokus dari homili Paus Fransiskus Jumat pagi 3 Mei 2013 di Casa Santa Marta.

Paus Fransiskus berkonselebrasi dengan Uskup Agung Claudio Maria Celli, Ketua Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial dan Misa dihadiri oleh Garda Swiss Kepausan bersama komandan mereka Daniel Rudolf Anrig. Pada hari Minggu 5 Mei 2013, Garda Swiss akan mengadakan perayaan tahunan mereka, memperingati berdirinya pada tahun 1527 dengan Misa dan pengambilan sumpah anggota baru.

Pada akhir perayaan, Paus Fransiskus menyampaikan kepada mereka salam khusus, menggambarkan pelayanan mereka sebagai "kesaksian kesetiaan yang indah terhadap Gereja" dan "kasih bagi Paus".

Dalam homilinya yang berfokus pada bacaan hari ini (1 Kor 15:1-8; Yoh 14:6-14), Paus Fransiskus mengatakan semua orang Kristiani yang telah menerima karunia iman harus meneruskan karunia ini oleh pemberitaannya dengan kehidupan kita, dengan perkataan kita. Namun, Paus bertanya, "Apakah iman yang mendasar tersebut? Iman itu adalah iman dalam Yesus yang bangkit, dalam Yesus yang telah mengampuni dosa-dosa kita melalui kematian-Nya dan mendamaikan kita dengan Bapa" : "Menyebarkan iman ini mengharuskan kita menjadi berani: berani menyebarkan iman. Sebuah keberanian kadang sederhana. Saya teringat - maaf - cerita pribadi: sebagai seorang anak setiap Jumat Agung nenek saya membawa kami pada Prosesi Lilin dan pada akhir prosesi mendatangi Kristus yang terbaring dan nenek saya menyuruh kami berlutut dan mengatakan kepada kami anak-anak, 'Lihatlah Dia yang sudah mati, tetapi besok Dia akan bangkit!'. Itu adalah bagaimana iman masuk: iman dalam Kristus yang Tersalib dan Bangkit. Dalam sejarah Gereja ada banyak, banyak orang yang telah ingin mengaburkan kepastian yang kuat ini dan berbicara tentang kebangkitan rohani. Tidak, Kristus hidup".

Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan bahwa "Kristus hidup dan juga hidup di antara kita", menegaskan bahwa orang Kristiani harus memiliki keberanian untuk memberitakan kebangkitan-Nya, Kabar Baik. Tetapi, beliau menambahkan ada juga keberanian lain yang Yesus minta dari kita: "Yesus - mengatakannya dalam istilah yang lebih kuat - menantang kita untuk berdoa dan mengatakan ini: 'Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak'. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya ... Tetapi ini benar-benar berkuasa! Kita harus memiliki keberanian untuk pergi kepada Yesus dan memohon kepada-Nya: 'Tetapi Engkau mengatakan hal ini, melakukannya! Jadikanlah iman bertumbuh, jadikanlah evangelisasi bergerak maju, bantulah saya untuk memecahkan masalah ini' ... Apakah kita memiliki keberanian ini dalam doa? Atau kita sedikit berdoa, ketika kita bisa, menghabiskan sedikit waktu dalam doa? Tetapi itulah keberanian, bahkan dalam doa ... ".

Paus mengingat kembali bagaimana kita membaca dalam Kitab Suci bahwa Abraham dan Musa memiliki keberanian untuk "bernegosiasi dengan Tuhan". Sebuah keberanian "dalam mendukung orang lain, dalam mendukung Gereja" yang juga kita perlukan hari ini: "Ketika Gereja kehilangan keberanian, Gereja masuk ke dalam suasana 'suam-suam kuku'. Suam-suam kuku, orang Kristiani yang suam-suam kuku, tanpa keberanian ... Hal tersebut begitu melukai Gereja, karena suasana suam-suam kuku menarik Anda ke dalam, dan masalah timbul di antara kita; kita tidak lagi memiliki cakrawala, atau keberanian untuk berdoa ke surga, atau keberanian untuk memberitakan Injil. Kita suam-suam kuku ... Kita memiliki keberanian untuk terlibat dalam hal-hal kecil kita dalam kecemburuan kita, iri hati kita, hal mengenai karir kita, dalam egoisme bergerak maju ... Tetapi, dalam semua hal ini, tidak baik bagi Gereja: Gereja harus berani! Kita semua harus berani dalam doa, dalam tantangan Yesus".
Sumber: Hidup Baru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar