Translate

Selasa, 12 Februari 2013

Inilah Kandidat Potensial Pengganti Paus Benediktus

Paus Bendeiktus ke-XVI (Foto: Reuters)

VATIKAN - Teknisnya, siapapun laki-laki Katolik sangat memenuhi syarat untuk menjadi paus. Tetapi, secara tradisi para kardinal akan memilih paus dari kalangan mereka. Hanya para kardinal inilah yang tahu siapa yang akan menjadi paus selanjutnya.

Kini Tahta Suci Vatikan tentunya tengah disibukan dengan pengganti dari Paus Benekdiktus XVI. Sebelumnya Paus Benediktus memutuskan untuk mundur terhitung mulai 28 Februari mendatang. 

Bagi para Pangeran dari Gereja - para kardinal- pengumuman pengunduran diri dari seorang paus sangat mengejutkan daripada berita kematian salah seorang dari mereka. Kardinal-kardinal inilah yang harus memilih paus berikutnya. 

"Saya kira mereka (kardinal) akan mencari sosok yang memiliki kebijaksanaan seperti Paus Benediktus dan dengan kombinasi karisma dari Paus Yohanes Paulus II," ujar Kardinal Theodore McCarrick, seperti dikutip CBS News, Selasa (12/2/2013).

Pada sistem politik Vatikan yang rumit, tidak ada calon jelas sebagai pengganti Paus Benekditus. Tetapi, pihak gereja melihat masa depan mereka berada di tangan tokoh yang berada di dunia ketiga. Para kardinal akan memutuskan apakah paus berikutnya berasal dari negara dunia ketiga.

Kardinal Peter Turkson dari Ghana dianggap sebagai kandidat potensial dari Afrika. Tetapi kardinal berusia 64 tahun itu, tersandung masalah hubungan gereja dengan kelompok Islam di Ghana. Pada akhirnya, Turkson dilihat sebagai kandidat yang beresiko.

Salah satu kandidat potensial lainnya datang dari Amerika Latin. Uskup Agung Sao Paolo, Brasil, Kardinal odilo Pedro Scherer dianggap sebagai sosok kandidat yang memiliki peluang menggantikan Paus Benediktus ke-XVI. Tetapi sepertinya pihak gereja belum sepenuhnya siap mendukung seorang paus dari Amerika Selatan. Kardinal berusia 63 tahun itu hanya dinilai sebagai calon di masa mendatang.

Ada peluang juga Uskup Agung New York, Kardinal Timothy Dolan menjadi pengganti Paus Benediktus. Tetapi kandidat dari Amerika harus menghadapi penolakan tradisional untuk memiliki paus yang berasal dari negara super-power.

Pada akhirnya, pihak Tahta Suci Vatikan memilih sosok Italia untuk memimpin gereja Katolik, maka Kardinal Angelo Scola menjadi sosok yang populer. Uskup Agung Milan itu juga menjadi kandidat potensial bersama dengan Gianfranco Ravasi. 

Tetapi, pada umumnya pemilihan paus akan lebih berpengaruh dari pendekatan bukan dari isu geografi. Tetapi, meski terlihat rumit Tahta Suci Vatikan mampu mengatasinya seperti disaat pergantian Paus Yohanes Paulus ke-II kepada Paus Benediktus ke-XVI.

Sumber: http://international.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar