Orang muda Katolik di Korea sedang berdoa dalam sebuah retret (Foto milik Konferensi Waligereja Korea) |
Kaum muda sesungguhnya ingin bahwa Gereja lokal membuka studi Alkitab, layanan konseling, dan program pengembangan kepribadian bagi mereka, kata Pastor Paul Lee Kun-bok, administrator komisi kepemudaan dari Keuskupan Suwon.
Komisinya melakukan survei tersebut terhadap 1.872 orang muda usia 18-38 tahun di keuskupan tersebut dari Mei hingga Juli 2010.
“Hasil survei akan diberikan kepada para imam di keuskupan tersebut pada 12 Oktober,” kata Pastor Lee.
“Atas pertanyaan tentang dalam hal apa mereka merasa iman mereka lemah, hampir 31 persen responden menyebut ’studi Kitab Suci dan pembinaan iman,’ sementara 28 persen menyebut ‘doa,’ dan 24 persen menyebut “membaca Kitab Suci.’”
Menurut Pastor Lee, hasil survei menunjukkan bahwa orang muda Katolik ingin lebih menghayati “kehidupan dasar iman mereka.” Survei ini mengusulkan agar Gereja hendaknya lebih memikat orang muda dengan pendidikan iman, kata Pastor Lee.
Sebuah temuan lain, 82 persen responden menegaskan kembali pentingnya pendidikan iman masa kanak-kanak.
Selain itu, hampir 52 persen responden berpendapat bahwa “anak-anak mereka harus Katolik,” sementara 12 persen mengatakan bahwa mereka akan membiarkan anak-anak mereka untuk menentukan sendiri agama mereka.
Pastor Lee mencatat bahwa hasil survei ini akan memberikan landasan untuk meninjau kembali program pelayanan kaum muda yang ada sekarang ini di keuskupan dan untuk membuat berbagai rencana baru.
Hasil-hasil survei ini juga mungkin berimplikasi bagi Gereja Korea umumnya, katanya.
Oleh Stephen Hong, ucanews.com, Seoul, Korea Selatan
Sumber : http://www.cathnewsindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar