Apa yang kamu lakukan jika kamu bertemu orang yang meremehkanmu, melecehkanmu, memakimu, sambil menuding wajahmu? Dan itu tidak terjadi sekali, melainkan berkali-kali dengan disaksikan orang lain?
Apakah kamu akan emosi dan meluapkan emosimu kepada orang itu?
Ataukah kamu akan mencari beragam alasan untuk melebih-lebihkan dirimu?
Ataukah kamu memilih diam seribu bahasa karena tak bisa berbicara lagi, saking kemarahan membuncah di hatimu?
Saat kamu bertemu dengan orang menyebalkan,
orang bodoh yang tak bisa mengerti dirimu,
jangan biarkan dia menguasai dirimu.
Saat kamu melampiaskan amarah secara frontal,
saat itu kamu sebetulnya kalah.
Kamu membiarkan nafsu emosi sesaat memenuhi akalmu
dan meluap bagai lahar dari gunung merapi yang tengah meledak.
Saranku sebaiknya ambil napas dalam-dalam,
tataplah mata orang itu dengan tenang,
tetaplah tersenyum dan bersikap biasa,
cermati seluruh perkataannya,
dan jika dia telah lelah dan berhenti berkata,
ucapkanlah:
"Terima kasih atas masukannya. Akan saya perhatikan",
lalu pergi tanpa terburu-buru,
bukan untuk menangis
atau mengadu kepada sahabat terdekatmu,
melainkan mencari solusi atau strategi terbaik
untuk membuktikan bahwa apapun yang dia sangka tentang dirimu
salah besar.
Karena sesungguhnya di dalam diri sebagian orang
terdapat watak yang kerdil,
yang justru karena mereka merasa terancam oleh kehadiranmu,
kecerdasanmu,
bakatmu,
menjadi kejam tiada terkira.
Mereka bisa berbuat apa saja untuk menjatuhkanmu
Padahal sesungguhnya saat mereka melakukan itu
mereka menjatuhkan diri mereka sendiri,
martabat mereka,
harga diri mereka,
karena orang yang berjiwa besar
takkan pernah memandang rendah kepada orang lain,
berkata kasar,
apalagi menindas sampai hatimu terasa sakit,
sesakit-sakitnya.
Ingatlah, bahwa dalam setiap langkahmu
kamu tak pernah sendirian.
Selalu ada yang menemani,
mendoakan,
mengingatkan.
Dan siapa lagilah dia
kalau bukan Tuhan?
Percayalah. Orang yang berbuat jahat padamu
kelak akan mendapatkan ganjaran sesuai perbuatannya
dan apa yang bisa kamu lakukan kini
adalah mendoakan kebaikan atas dirinya,
memohon kepada-Nya agar dijernihkan pikirannya,
dibukakan pintu maaf atas-Nya,
dan seiring itu kamu terus berusaha
untuk membuktikan diri d
dengan berprestasi,
dengan berpikir positif,
dengan menebar senyum,
dengan menyebut salam,
dengan bertindak apa adanya,
tanpa melebihkan atau mengurangkan apa yang ada.
Ini hanya nasihat kecil dariku. Mudah-mudahan bermanfaat.
Karena bagiku filosofi ini telah banyak membantuku
melewati masa-masa berat
di saat aku nyaris merasa kehilangan pegangan
dan itu membuatku dapat tetap tegar
di saat jari-jari menuding ke arahku
dan ucapan kasar bertubi-tubi menerpa.
Puji Tuhan, dengan demikian kamu akan merasa lebih baik dan perhatikan
betapa orang seperti itu sebetulnya perlu diulurkan tangan
diberi bantuan agar terlepas dari rasa pedih di hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar