Di awali dengan sekelompok orang muda yang mempunyai keinginan untuk berkumpul bersama khususnya rekan-rekan seiman di lingkungan Paroki Katedral Ujung Pandang. Saat senggang, dilalui dengan berkumpul dan berbincang-bincang tentang masalah aktivitas orang muda di lingkungan interen gereja.
Hal ini mendorong Pastor Gilbert Keirsbilck, CICM yang menjabat sebagai Pastor Paroki Katedral, untuk berbuat sesuatu bersama orang muda dan bagi orang muda. Dalam semangat persaudaraan dalam iman kristiani, maka berkumpullah beberapa orang muda untuk bersama-sama memikirkan serta membentuk suatu wadah bagi penyaluran kegiatan, inspirasi, dan kreativitas.
Pada saat itu berkumpul 7 orang muda yang mulai berdiskusi mengenai wadah yang akan dibentuk. Setelah bertukar pikiran dengan Pastor Paroki, maka disimpulkan bentuk wadah yang dimulai dengan bukan merupakan suatu organisasi yang mempunyai perangkat lengkap, tetapi hanya berupa wadah persaudaraan dengan semangat iman kristiani yang bertujuan saling memperkaya dalam pengetahuan, komunikatif, dan bermasyrakat
Pada bulan Juni 1974, wadah ini resmi berdiri dengan nama Muda Mudi Katedral Ujung Pandang yang disingkat MMK. Sissanto terpilih sebagai ketua yang juga merupakan ketua pertama MMK.
Waktu ke waktu berlalu MMK mengarungi lautan kegiatan yang tentunya tidak lepas dari hempasan ombak yang setiap saat dapat menghalangi aktivitas yang sudah direncanakan. Setelah kurang lebih 3 tahun dan juga semakin bertambahnya jumlah anggota MMk, maka mulai MMK membenahi diri dengan melengkapi pengurus, tetapi masih belum dilengkapi perangkat pengurus yang lengkap.
Umumnya para ketua MMK membaktikan diri selama kurang lebih satu tahun sampai periode 1979. Hal ini disebabkan karena kesibukan dalam menyelesaikan kuliah yang dialami anggota pada umumnya. Keadaan ini membuka pemikiran perlunya dicari seorang ketua yang masih muda dan jauh dari tugas akhir sebagai mahasiswa. Pembenahan pun dilakukan atas saran Pastor Paroki, baik mengenai pengurus maupun aktivitas MMK. Anggota yang sangat diharapkan untuk aktif pada saat itu ialah mereka yang masih duduk di bangku SMA. Sejak saat itulah orientasi pembinaan MMK lebih difokuskan ke remaja usia SMA.
Pada tahun 1985, kegiatan MMK sudah lebih terarah karena pada saat itu dibentuk tim Pembina MMK yang anggotanya terdiri dari mantan ketua pengurus MMK dan rekan muda yang telah lama membaktikan diri bagi MMK. Pada saat ini pulalah kegiatan-kegiatan MMK tidak lagi memusatkan diri pada paroki sendiri tetapi sudah mulai bersama dengan muda-mudi Paroki lain mengadakan kegiatan bersama.
Waktu terus berlalu, susunan pengurus dan program kerja silih berganti seiring dengan kaderisasi anggota MMK. Didalam kehidupan MMK yang giat melaksanakan pembinaan kaum muda, tidak sedikit mengalami hambatan. Namun Semua hambatan bisa teratasi berkat bantuan Pastor Paroki beserta Dewan Pastoral, orang tua yang berjiwa muda, Penasihat dan Pembina MMK yang selalu siap dan sedia setiap saat, sehingga MMK bisa bertahan, tumbuh, dan berkembang hingga hari ini.
Hal ini mendorong Pastor Gilbert Keirsbilck, CICM yang menjabat sebagai Pastor Paroki Katedral, untuk berbuat sesuatu bersama orang muda dan bagi orang muda. Dalam semangat persaudaraan dalam iman kristiani, maka berkumpullah beberapa orang muda untuk bersama-sama memikirkan serta membentuk suatu wadah bagi penyaluran kegiatan, inspirasi, dan kreativitas.
Pada saat itu berkumpul 7 orang muda yang mulai berdiskusi mengenai wadah yang akan dibentuk. Setelah bertukar pikiran dengan Pastor Paroki, maka disimpulkan bentuk wadah yang dimulai dengan bukan merupakan suatu organisasi yang mempunyai perangkat lengkap, tetapi hanya berupa wadah persaudaraan dengan semangat iman kristiani yang bertujuan saling memperkaya dalam pengetahuan, komunikatif, dan bermasyrakat
Pada bulan Juni 1974, wadah ini resmi berdiri dengan nama Muda Mudi Katedral Ujung Pandang yang disingkat MMK. Sissanto terpilih sebagai ketua yang juga merupakan ketua pertama MMK.
Waktu ke waktu berlalu MMK mengarungi lautan kegiatan yang tentunya tidak lepas dari hempasan ombak yang setiap saat dapat menghalangi aktivitas yang sudah direncanakan. Setelah kurang lebih 3 tahun dan juga semakin bertambahnya jumlah anggota MMk, maka mulai MMK membenahi diri dengan melengkapi pengurus, tetapi masih belum dilengkapi perangkat pengurus yang lengkap.
Umumnya para ketua MMK membaktikan diri selama kurang lebih satu tahun sampai periode 1979. Hal ini disebabkan karena kesibukan dalam menyelesaikan kuliah yang dialami anggota pada umumnya. Keadaan ini membuka pemikiran perlunya dicari seorang ketua yang masih muda dan jauh dari tugas akhir sebagai mahasiswa. Pembenahan pun dilakukan atas saran Pastor Paroki, baik mengenai pengurus maupun aktivitas MMK. Anggota yang sangat diharapkan untuk aktif pada saat itu ialah mereka yang masih duduk di bangku SMA. Sejak saat itulah orientasi pembinaan MMK lebih difokuskan ke remaja usia SMA.
Pada tahun 1985, kegiatan MMK sudah lebih terarah karena pada saat itu dibentuk tim Pembina MMK yang anggotanya terdiri dari mantan ketua pengurus MMK dan rekan muda yang telah lama membaktikan diri bagi MMK. Pada saat ini pulalah kegiatan-kegiatan MMK tidak lagi memusatkan diri pada paroki sendiri tetapi sudah mulai bersama dengan muda-mudi Paroki lain mengadakan kegiatan bersama.
Waktu terus berlalu, susunan pengurus dan program kerja silih berganti seiring dengan kaderisasi anggota MMK. Didalam kehidupan MMK yang giat melaksanakan pembinaan kaum muda, tidak sedikit mengalami hambatan. Namun Semua hambatan bisa teratasi berkat bantuan Pastor Paroki beserta Dewan Pastoral, orang tua yang berjiwa muda, Penasihat dan Pembina MMK yang selalu siap dan sedia setiap saat, sehingga MMK bisa bertahan, tumbuh, dan berkembang hingga hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar