Translate

Kamis, 23 Februari 2012

Menjadi Orang Katolik Sejati

Sesungguhnya apa yang dikehendaki Allah dengan puasa kita? Mari kita lihat didalam kitabYesaya 58: 6-7 . Berpuasa yang Ku kehendaki

ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali –tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecahkan roti bagi orang yang lapar dan membawa kerumahMu oarang yang miskin, yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyebunyikan diri terhadap saudaramu sendiri. Ini artinya didalam kita berpuasa Allah menghendaki adanya suatu perubahan yang nyata didalam kehidupan kita baik dalam cara berpikir dan bertindak dengan cara :

1. Untuk diri sendiri kita diharapkan mau membuka belenggu –belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk yang membelenggu diri kita .Dengan mem­buka belenggu-belenggu kelaliman kita dijak untuk tidak egois (hanya memikirkan diri sendiri ), tidak pemarah , menghormati dan menghargai harkat dan martabat orang lain, lemah lembut dan rendah hati. Dengan melepaskan tali-tali kuk kita diajak untuk tidak kumawula donya ( hamba dunia ) tetapi ngabdi mring Gusti kanthi gambira .

Ada seseorang berkata : “Yén kowé ndhisiké Gusti, kowé yo bakal didhisiké, nanging yén kowé nyepèlekaké Gusti, kowé yo bakal di sepèlèkaké “ Artinya kalau kita mengutamakan Tuhan didalam kehidupan kita niscaya kita juga akan di perhatikan, sebaliknya bila kita tidak memperhatikan Tuhan maka kita juga tidak akan diperhatikan .

2. Untuk orang lain : Kita diharapkan mau peduli dan rela berbagi lebih-lebih kepada orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel., seperti yang difirmankan Tuhan didalam Injil Mat . 25: 40,45 Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untukl saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukan­Nya untuk Aku, dan sesungguh­nya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya untuk Aku.

Jadi apa yang kita perbuat untuk saudara kita yang hina dina juga kita lakukan untuk Tuhan. Hal tersebut mudah dikatakan tetapi tidak mudah dilakukan apalagi dalam jaman sekarang, dimana budaya kekerasan , budaya konsumerisme dan hedonisme yang selalu meningkat dan merebak sampai ke segala lapisan masyarakat. Orang cenderung hanya memikirkan diri sendiri tanpa mau peduli terhadap oarang lain sehingga jurang pemisah antara yang kaya dan miskin semakin melebar.

Tuhan Yesus Mengajak kita untuk berbuat sesuatu bagi mereka yang kecil, lemah, miskin, dan terseingkir dan difabel, serta kita diajak untuk mem­bangun dan mengembangkan budaya kasih. Jikalau seorang berkata: “ Aku mengasihi Allah, “ dan ia membenci saudaranya maka ia adalah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.( bdk. 1 Yoh, 4 : 20 ).

Kesaksian hidup dari ibu Amiani yang di kisahkan dalam pertemuan APP ke 1 sungguh dapat dipakai sebagai contoh permenungan yang baik dalam kehidupan kita saat ini. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan ia mampu membawa keluarganya kepada Yesus dan senantiasa terlibat dalam hidup mengereja serta masyarakat. Itu semua bisa ia jalani karena berkat dan rahmat Tuhan.

Semoga apa yang kita jalani selama masa prapaskah ini dengan rahmat Tuhan kita mampu membangun sikap tobat dengan benar sehingga kita semakin dekat dengan Tuhan, dimampukan untuk melaksanakan perintah-perintahnya, diperkenankan untuk selalu memuji dan memuliakan namaNya terlebih boleh merayakan Paskah dengan hati gembira untuk menjadi orang Katolik sejati.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar