Translate

Senin, 18 Juli 2011

The Freedom Writers

Kemarin Siang anak-anak MMK Kembali lagi seperti biasa. Membumi di Gereja Katedral Makassar. Sekitar jam 11 lewat mulai terlihat 1 persatu MMK Lovers mulai memadati depan ruangan MMK. Sambil menunggu kawan-kawan yang lain, seperti biasa para anak-anak muda harapan Gereja ini berbagi cerita tentang pengalaman mereka sepekan yang lalu. hot Topic waktu itu ialah mengenai kekalahan timnas Argentina di Copa America. 

Dan tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah satu. Itu tandanya bahwa Pertemuan MMK sudah ngaret selama 30 menit. Ya elllllaaa.. betul-betul ni anak-anak muda… jarang sekali tepat waktu…ckckckkc. Dan ruang kelas pastoranpun dipenuhi oleh para anak2 terang hm, kalo nda salah itung, mungkin kemarin sekitar 35 orang….. 
Na pertemuan kali ini dipimpin oleh saudara Vinsensius R. Liu(koor. Divisi Pengembangan Potensi). kemudian pertemuan di buka dengan sebuah doa oleh saudari Diana Lestari Gosal dan pertemuan selanjutnya dipandu oleh saudara Mario Paulus Pele Colin. kali ini kami anak-anak MMK di diberi pelajaran tentang arti hidup dimasyarakat. Mengenal nilai-nilai social, dan menghargai sesama kami. Kami kemudian menonton sebuah film yang membuat kami merasa terharu dan pengen nangis sumpah de.. film ini keren sekali..... 

Film itu berjudul Freedom Writers. 
Film fantastic ini dirilis pada tahun 2007 yang lalu di dibuat berdasarkan Freedom Writer Diary”“Freedom Writer Diary” juga benar-benar diangkat dari sebuah kisah nyata. Kisah tentang Erin Gruwell (guru) dan keadaan gangster amerika di tahun 1994. Pada waktu itu Erin Gruwell sedang berada dalam masa pengajaran tahun pertamanya di sebuah sekolah "Wilson Senior Highschool", Long Beach. Waktu itu di Amerika dan juga (tentunya) di Long Beach baru saja mengalami perang antar gengster. Perang ras dimana masing-masing ras (kamboja, kulit hitam, kulit putih, dan latin) saling membela kehormatan rasnya sendiri. Erin Gruwell mengajar di kelas 203. Suasana dalam kelas tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di daerah Long Beach secara keseluruhan itu sendiri. Para murid saling mengkotak - kotakan ras. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi keribut dalam kelas tersebut. terbitan tahun 1999. Buku 

Erin Gruwell tak kenal lelah untuk terus mencoba merubah pola pikir murid - muridnya untuk bersatu. Banyak sekali rintangan yang dihadapi seperti ketidaksepahaman antar guru yang mengajar di sekolah tersebut yang berujung pada dana untuk pengadaan fasilitas yang layak pakai untuk para murid disana dan lain - lain. Disamping itu ada juga rintangan yang ada dalam kelas itu yaitu murid - murid dalam kelas itu sendiri. Sikap mereka sungguh menyita helaan nafas lelah dari seorang guru. Sampai pada suatu ketika ada sebuah candaan (atau lebih tepatnya kerusuhan) dari seorang murid yang membawa pembicaraan kelas pada topik Holocaust. Dari topik tersebut Erin Gruwell baru tahu bahwa murid - muridnya ternyata bahkan tidak mengenal era pembantaian umat Yahudi. Erin Gruwell juga menyadari bahwa murid - muridnya tersebut sebenarnya sama satu dengan lainnya. 

Tidak pernah terlibat dalam keributan antar geng (secara langsung) namun pernah setidaknya satu kali kehilangan teman ataupun kerabat dalam keributan tersebut. Perlahan - lahan (karena minat baca murid-murid disitu tidaklah terlalu bagus) Erin Gruwell mengajak mereka untuk membaca buku Anne Frank. Sebuah buku (yang bersumber dari diary) seorang anak kecil yang menjadi saksi mata langsung keganasan NAZI. Erin Gruwell juga membagikan buku kosong untuk mereka. Buku itu nantinya akan menjadi jurnal harian mereka. Erin Gruwell mengajak mereka untuk menulis apa saja yang ada dibenak mereka dan apa yang mereka alami setiap hari. Melalui jurnal harian mereka, Erin mulai memahami hidup mereka. Erin memahami apa yang membuat dia memperjuangkan kaum yang kebanyakan orang bilang adalah kaum sampah. Perlahan murid - murid mulai mengubah sikap. Mereka mulai mengerti ketulusan hati Erin untuk memperjuangkan hidup mereka. Dari situlah keadaan kelas berubah drastis. Mereka merasa nyaman dalam lingkungan kelas itu. Merasa bahwa semua orang disitu adalah satu kesatuan, satu keluarga. teman2 yang nda sempat menonton film ini n mau mau tau lebih banyak tentang film ini bisa kunjungi web ini http://www.freedomwriters.com/

film luar biasa ini membuat kami tersihir hampir 2 jam. kami seakan terhantam mantra nial moral-moral yang diangkat dalam film tadi. film freedom writers ini mengajarkan kami bahwa hidup didunia ini pasti mempunyai masalah. semua orang tanpa kecual,i mau kaya, miskin, tua, muda. semua pasti mempunyai masalah. baik itu kecil maupun besar. tetapi jika kita bisa menerima masalah itu dengan lapang dada. maka setiap masalah yang kita hadapi akan mudah terselesaikan. moral lain yang kami dapat dari film ini ialah. petingnya untuk saling menghargai. kita harus bersahabat dengan semua orang. jangan pernah mengucilkan orang lain. dan jangan selalu menganggap bahwa diri kita ini adalah yang paling baik. karena belum tentu semuax itu benar.

semoga film freedom writers ini bisa menginspirasi kawan2 MMK Lover's. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar