Translate

Rabu, 23 November 2011

Sinterklas yang Melegenda


Minggu ini kita memasuki minggu terakhir di bulan November. Dalam tradisi liturgi Gereja Katolik, kita akan memasuki masa Adven, masa persiapan menyambut Natal.
Sehubungan dengan menyambut Hari Raya Natal, Muda Mudi Katedral punya Acara Sendiri dalam menyambut Hari Natal.
Setiap tahunnya sebelum hari raya Natal tiba, MMK akan mengadakan kegiatan SINTERKLAAS . kegiatan ini adalah kegiatan yang paling tua di MMK. Dan rutin dilakukan setiap tahun.  Lewat Kegiatan SINTERKLAAS ini, anggota MMk banyak mendapat pengalaman cara berkerjasama,tanggungjawab, loyal dan berorganisasi.
Kegiatan SINTERKLAAS  ini adalah kegiatan yang paling tua di kota Makassar, MMK mengklaim bahwa MMK adalah yang pertama mengadakan kegiatan ini. Selain tertua MMK juga mengklaim sebagai yang terbaik (segi kostum dan servis) dan terprofesional (cara kerja).
Sekarang memang banyak kelompok lain yang mengadakan kegiatan ini. Tetapi kegiatan ini sangat beda dengan apa yang silakukan oleh MMK. Kegiatan yang diadakan adalah SINTERKLAAS bukan SANTA CLAUS. SINTERKLAS dan SANTA CLAUS itu sangat beda. 
 Santa  Claus dikenali sebagai Sinterklaas. Sinterklaas adalah seorang bisop yang memakai penutup kepala dan mempunyai sebuah buku yang mencatatkan perbuatan baik dan dosa. Dia mempunyai tongkat gembala dan menunggang seekor kuda putih di atas bumbung-bumbung rumah. Sinterklaas mempunyai seorang hamba bernama Black Peter. Di Belanda, anak-anak menyanyikan lagu-lagu di sekitar cerobong kepada Sinterklaas. Black Peter mendengar di atas cerobong itu untuk menentukan sama ada anak-anak itu menyanyikan lagu-lagu yang betul dan menyediakan pemberian-pemberian yang sesuai kepada kuda Sinterklaas, yaitu Karot dan Jerami. Hadiah-hadiah kemudian diberikan kepada anak-anak itu melalui cerobong tersebut.
Ketika kaum kolonialis Belanda tiba di benua Amerika, mereka juga membawa serta uskup Sinterklaas mereka, digambarkan mengenakan kasaya merah, dan mengendarai seekor kuda putih. Figur Sinterklaas Amerika belakangan berangsur-angsur menjadi sebuah Sinterklaas bijaksana. Awalnya, penulis Amerika yaitu Washington Owen dalam drama komedinya (Sejarah New York) melukiskan Sinterklaas sebagai seorang kakek Belanda yang gemuk dan bundar. Tahun 1823, penyair Clement Moore dalam sajak dan lagunya “Kesan St.Nicholas” mendramakan figur Saint Nicholas, itulah kakek Natal (Sinterklaas). Pada tahun 1960-an produser film kartun Thomas Nash melukis seorang kakek Natal (Sinterklaas) yang ramah-tamah dan gemuk sebagai ilustrasi.
Seiring dengan berlalunya waktu, figur Sinterklaas menyebar ke seluruh pelosok dunia. Sejumlah besar negara juga menyimpan legenda yang berhubungan dengannya. Sinterklaas dari Perancis bernama Father Christmas atau Pere Noel, Sinterklass dari Swiss bernama Christkindl atau Christ Child, dan Sinterklaas dari Inggris namanya sama dengan Perancis yaitu Father Christmas, figurnya lebih khidmat dibandingkan dengan Sinterklaas lainnya, sedikit lebih kurus. Dan Sinterklaas dari Amerika Utara adalah mengendarai rusa salju yang menarik kereta luncur membagi-bagikan hadiah.
Kebiasaan di Negeri Belanda
Dua minggu terakhir bulan November, anak-anak Belanda mulai resah. Mereka tak sabar menunggu kedatangan seorang tokoh istimewa. Sinterklaas. Orang ini juga dikenal sebagai Sint Nicholaas. Dia merupakan santo pelindung anak-anak dan para pelaut
Pesta Sinterklas diadakan untuk merayakan hari jadinya sebagai santo itu. Konon tokoh Sinterklas itu pula yang mengilhami tokoh Santa Claus di Amerika Serikat dan Father Christmas di Inggris.
Menurut cerita, Sinterklas adalah lelaki tua berperut gendut dengan janggut dan kumis lebat berwarna putih karena umurnya sudah tua sekali. Dia mengenakan jubah merah dan memiliki buku yang berisi nama-nama semua anak di seluruh dunia. Di dalam buku itu juga tercatat semua kenakalan dan kebaikan yang dilakukan anak-anak itu sepanjang tahun. Orang tua yang mencintai anak-anak itu tinggal di istana di Spanyol (sedang Santa Claus tinggal di Kutub Utara dan entahlah, Father Christmas tinggal di mana!).
Sinterklas datang ke Belanda naik kapal api ditemani oleh serombongan pembantunya yang bermuka hitam dan berpakaian cerah menyolok. Semua pembantu itu mempunyai nama yang sama: Zwarte Piet atau Si Piet Hitam. Konon di abad pertengahan Piet Hitam merupakan nama lain untuk setan. Menurut cerita, setelah Sinterklas dapat menaklukkan kejahatan dengan segala perbuatannya yang baik, setan dalam wujud sebagai Piet Hitam lalu tunduk pada Sinterklas dan menjadi pembantunya.
Walaupun sosok Piet Hitam itu bermula dari gagasan mengenai setan, dalam perkembangan selanjutnya sosok itu mendapat konotasi rasial karena ada yang menduga bahwa Piet itu menggambarkan budak yang didatangkan orang Belanda dari Afrika. Namun ada juga kepercayaan bahwa Sinterklas membeli Piet dan membebaskannya dari belenggu perbudakan. Rasa berterima kasih membuat Piet memilih tetap tinggal bersama Sinterklas untuk membantu tugasnya membagikan hadiah kepada anak-anak yang manis.
Anak-anak Belanda masa kini mendengar bahwa wajah Piet menjadi hitam oleh abu dari cerobong asap, karena sesuai cerita, Piet mengantarkan hadiah-hadiah dari Sinterklas melalui perapian di setiap rumah.
Hari Sinterklaas selalu dirayakan setiap tanggal 5 Desember.  Di Muda Mudi Katedral  Makassar, Hari Sinterklaas juga dirayakan setiap tahun. biasanya dirayakan pada Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 5 Desember atau yang berdekatan dengan tanggal 5 Desember. 
Dan Tahun ini MMK Mengadakan Hari Sinterklaas di Aula Pastoran  Katedral Makassar. Pada tanggal 3 Desember 2011. pukul 14.30 WITA.


 By: Red_dexter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar